Senin, 30 November 2009

KEPINGAN GAMBAR SMA NGORO MOJOKERTO







beberapa gambar dari SMA Negeri 1 Ngoro Mojokerto.

SMA NEGERI 1 NGORO MOJOKERTO

Gambar bapak ibu guru sma ngoro mojokerto 2009

Sekolahku yang ku sayang
di bawah lereng gunung penanggungan yang indah
suasana asri dan sejuk membawa kedamaian hati
di iringi kicauan suara burung yang merdu dipagi hari
memberi semangat untuk hidup dan terus berjuang
mengarungi samudra kehidupan yang penuh tantangan
demi hari esok yang lebih baik


Membangun sebuah generasi tidaklah mudah, namun kita tak pernah putus asa untuk membuat hidup ini lebih baik dan lebih maju dari sekarang karena tanpa usaha dan kerja keras tidaklah mungkin suatu prestasi diraih.

MAJU TERUS PANTANG MUNDUR WOW KERENZ

Minggu, 22 November 2009

PESAN BUAT PENGUASA

Saya sungguh prihatin dengan kondisi bangsa dan negara ini, terutama dalam dunia pendidikan. Seakan dunia pendidikan kita tidak semakin maju, namun semakin mundur bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga dan negara di kawasan Asia pada umumnya. Tidak ada kebanggaan hidup sebagai sebagai warga negara dan bangsa Indonesia. Padahal kemerdekaan negara Indonesia direbut melalui proses yang panjang dengan pengorbanan harta dan nyawa yang tak terkira jumlahnya. Di awal kemerdekaan kita sangat bangga memiliki Negara sendiri dengan pemerintahan sendiri sehingga berharap bisa setara dengan negara lain dalam bidang kemajuan dan kemakmuran masyarakatnya. Namun setelah sekian lama kita merdeka kelihatannya cita-cita diawal kemerdekaan mulai terlupakan karena masyarakat dan pemerintah terlalu sibuk dengan kepentingannya sendiri-sendiri menyangkut kekuasaan dan uang. saling sikut antara lembaga negara dan sibuk membela diri, tidak ada keinginan untuk saling bekerja sama demi kemakmuran dan kedamaian negara tercinta ini.

Bapak Menteri yang saya hormati, kita memerlukan jiwa patriot sejati untuk membangun negara ini. bukan patriot kesiangan yang sepertinya membela negara ini padahal ia hanya membela dirinya sendiri untuk kepentingannya sendiri, lembaganya sendiri atau juga demi partainya sendiri dengan dalil-dalil kepentingan negara. yang benar tidak dibela dengan berbagai macam alasan bahkan dipenjarakan sementara yang jelas-jelas salah dibela mati-matian karena ada "sesuatu" yang berharga.

Jika hal tersebut dibiarkan berlarut niscaya Masyarakat semakin kehilangan rasa bangga dan cinta terhadap negaranya karena menganggap negara hanya menghamburkan uang demi kepentingan penguasa dan yang punya uang. Rakyat dibiarkan sengsara karena harus menanggung beban hidup yang berat akibat harga barang yang semakin mahal, harus antri minyak tanah, antri BLT sementara para pejabat negara berpesta uang yang jumlahnya trilyunan bukan milyard lagi.

Tolong, kami hanya menginginkan sedikit kemurahan agar hidup makmur tanpa harus menanggung beban hidup yang berat seperti harga kebutuhan pokok yang mahal, biaya pendidikan anak-anak kami yang semakin hari semakin mahal saja sepertinya orang miskin tidak boleh sekolah dan mendapat pendidikan yang layak, sekolah yang bagus hanya untuk orang yang berduit saja. kami tidak ingin antri minyak tanah lagi, kami tidak perlu BLT jika banyak banyak lapangan kerja sehingga mencari uang lebih mudah. Kami juga tidak ingin menjadi TKI/TKW karena banyak pelecehan seksual dan penganiayan karena majikan kami menganggap kami sebagai budak mereka sehingga mereka bisa berbuat apa saja.

Tolong bangun kebanggan kami sebagai warga negara Indonesia, kami memerlukan sistem pemerintahan yang bersih dan membela kepentingan rakyat bukan kepentingan yang lagi berkuasa atau yang punya uang.

Buat kami dengan bangga berkata:
"APA YANG BISA SAYA BANTU DAN KORBANKAN UNTUK KEPENTINGAN BANGSA INI, BUKAN APA DAN BERAPA BANYAK YANG BISA SAYA AMBIL DARI NEGARA INI"
majulah dan jayalah Indonesiaku tercinta!

Sabtu, 21 November 2009

ADA APA DENGAN POLISI!

Ketika menangani kasus Bibit-Candra begitu sigap, lugas dan tegas dalam menjalankan tugasnya. namun berubah jadi penuh pertimbangan(terutama alasan bukti tidak cukup) ketika menghadapi Anggodo yang jelas-jelas dalam rekaman KPK mencoba menyuap dan mengatur Kepolisian dan Kejaksaan sampai menghina RI-1.

Menghadapi tuntutan masyarakat agar tidak melanjutkan dan menutup kasus bibit-candra dan menangkap Anggodo, lagi-lagi polisi dengan gagahnya menyatakan akan jalan terus dalam proses pengadilan keduanya dan belum mau menangkap Anggodo. Polisi malah dengan entengnya memanggil dua redaktur untuk di mintai klarifikasi mengenai berita mengenai Anggodo yang dianggap mencemarkan nama baiknya dengan alasan untuk memperjelas bukti padahal hal tersebut akibat laporan yang sudah disampaikan oleh Anggodo. kepolisian juga sibuk membuat sanggahan pemberitaan yang menyudutkan institusinya akibat kesaksian Williardi w dalam kasus Antasari.

Sungguh memang betul "super Anggodo" tidak tersentuh hukum bahkan kebal hukum dan bisa bertindak semaunya mengatur aparat dan hukum di negeri kita tercinta ini, sungguh ironi hanya karena uang semua bisa diatur-atur dan direkayasa.

Bagaimana orang bisa percaya bila perilaku yang ditunjukkan oleh lebih memihak dan memakai sistim tebang pilih. Sedangkan ada seorang nenek di Jawa tengah yang diadili dan di vonis 1,5 bulan karena mengambil 3 buah kakau seharga Rp.2000 untuk bibit tanamannya.

Kini tinggal menunggu langkah konkrit yang akan diambil oleh bapak Presiden sesuai dengan rekomendasi tim 8 yang sengaja ia bentuk untuk mencari informasi mengenai kasus Bibit-candra vs Polisi+kejaksaan. Semoga bapak presiden yang merupakan hasil pilihan rakyat bisa mengakomodir keingginan rakyat untuk menghentikan kasus tersebut, mengganti pimpinan Polri dan Kejaksaan.

Jumat, 20 November 2009

KUE KEKUASAAN

Bagi warga Mojokerto, PILKADA masih tahun depan tapi poster para calon Bupati dan wabup sudah mulai banyak beredar disudut-sudut desa dan kota dengan bermacam variasi alasan. ada yang mengucapkan selamat, anjuran membayar pajak hingga ajakan untuk membangun. sungguh suatu awal kampanye yang sebenarnya tidak dibenarkan oleh UU pemilu tapi itulah ambisi manusia yang ingin lebih cepat memulai agar lebih dikenal dan populer di masyarakat.

Setahu saya tidak hanya yang ada di tingkat daerah, ditingkat pusat ketika ada PEMILU juga banyak terjadi pelanggaran terutama yang berkaitan dengan pencurian start kampanye. ataukah memang sudah menjadi kebiasaan manyarakat untuk memulai lebih dulu, mengambil yang lebih banyak dari yang seharusnya berarti hal tersebut juga termasuk korupsi dunk. dengan satu tujuan agar dapat memenangkan PILKADA dan PEMILU.

Setelah memenangkan PEMILU, dilanjutkan dengan acara bagi-bagi kue kekuasaan dalam Pemerintahan. Partai koalisi dan TIM sukses saatnya mendapat jatah dan bagian. Inikah yang dinamakan 'Demokrasi' seperti yang digembar-gemborkan oleh AS sebagai polisi dunia dan negara pendukung utama demokrasi dunia. terus apa bedanya dengan Nepotisme alias perkoncoan yang banyak dikecam oleh banyak pihak. Ibaratnya kita itu mengusir macan untuk dimacanin sendiri hehehe.....

Daftar Isi Blog


PUDARNYA NILAI AGAMA DAN BUDAYA

Nilai-nilai agama mulai memudar dalam masyarakat tergerus oleh perkembangan peradapan manusia, semakin mudahnya komunikasi dan transportasi membuat mobilitas yang cepat dan mudah, di situlah banyak terjadi penyalahgunaan terutama oleh generasi muda yang mulai melihat dan merasakan dunia yang sebenarnya, yang beranjak ke arah kedewasaan yang penuh dengan tanda tanya tentang segala hal dalam hidup ini.

seakan nilai agama dan budaya yang agung merupakan suatu yang kuno dan ketinggalan zaman. Mereka sudah tidak malu lagi untuk melanggar hal-hal yang dianggap tabu oleh masyarakat kebanyakan, terutama yang dilakukan oleh para remaja. Misalnya berpacaran ditempat umum pada waktu siang dengan berpakaian seragam atau mereka berangkulan dan berciuman didepan orang banyak. Sedangkan dalam masyarakat dalam kita saksikan dalam hal berpakaian, terutama Ibu-ibu dan wanita yang berpakaian minim dan tipis sehingga terlihat bentuk badannya dianngap sesuatu yang biasa saja.

Jika hal tersebut dibiarkan berlarut, saya yakin kedepan masyarakat akan semakin tidak mengindahkan nilai, etika dan kesopanan yang merupakan kebanggaan budaya masyarakat timur. Maka akan semakin banyak penyimpangan sosial yang terjadi dalam masyarakat, seperti prilaku sex bebas, pelecehan seksual, kriminalitas dan penggunaan obat-obat terlarang. itu semua terjadi karena nilai dan norma sebagai fungsi pengawas dan penekan dalam masyarakat sudah tidak diindahkan lagi. ibaratnya seperti sebuah negara yang lembaga peradilan dan kepolisiannya tidak menjalankan fungsinya dengan baik maka kita tinggal menunggu kerusakan yang terjadi dalam masyarakat. Maukah kita melihat anak-anak kita dan generasi muda mengalami hal tersebut?

Kalau kita bertanya siapa sebenarnya yang paling bertanggung jawab terhadap hal tersebut? Pertama, yang paling bertanggung jawab adalah pemerintah, karena pemerintah yang mempunyai kewenangan dan kebijakan untuk membuat peraturan. Contoh sederhana adalah acara di televisi banyak yang tidak mendidik secara isinya, juga para pembawa acara yang berpakaian terlalu mini sehingga kelihatan auratnya dan cara membawakan yang cenderung sangat vulgar laki-laki dan perempuan yang berangkulan atau berciuman didepan khalayak umum otomatis akan dicontoh oleh para pemirsa yang kebayakan remaja karena menganggap hal tersebut sesuatu yang biasa.kedua, Masyarakat harus bisa mendidik dan mengawasi anak-anak, remaja dan lingkungan sehingga bisa mengurangi dampak negatif pergaulan. selama ini ,masyarakat terlalu cuek untuk menegur atau menindak jika ada pelanggaran. apalagi jika tidak ada anggota keluarganya yang terlibat. Kita tidak bisa terlalu mengandalkan polisi untuk menjaga ketentraman dalam masyarakat. Para orang tua juga tidak bisa terlalu mengandalkan pendidikan dan pengawasan anak-anak mereka kepada para gurunya karena berapa lama sih anak berada disekolah, sementara perilaku negatif biasanya akibat perhaulan diluar sekolah dan lingkungan pertemanan.

Semoga bisa memberikan wawasan kepada kita semua bahwa ada sesuatu yang mulai luntur dan hilang dalam masyarakat kita. Akibat yang ditimbulkannya akan sangat berbahaya dalam kehidupan masyarakat.

Kamis, 19 November 2009

Puisi "negeri para bedebah"

Inilah puisi negeri para bedabah, yang sangat saya sukai sebagai bentuk protes terhadap ketidakadilan, kesewenang-wenangan dan rekayasa yang terjadi pada suatu negeri:

PUISI NEGERI PARA BEDEBAH

Ada satu negeri yang dihuni para bedebah
Lautnya pernah dibelah tongkat Musa
Nuh meninggalkan daratannya karena direndam bah
Dari langit burung-burung kondor
menjatuhkan bebatuan menyala-nyala

Tahukah kamu ciri-ciri negeri para bedebah?
Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah
Tapi rakyatnya makan dari mengais sampah
Atau menjadi kuli di negeri orang
Yang upahnya serapah dan bogem mentah

Di negeri para bedebah
Orang baik dan bersih dianggap salah
Dipenjarakan hanya karena sering ketemu wartawan
Menipu rakyat dengan pemilu menjadi lumrah
Karena hanya penguasa yang boleh marah
Sedangkan rakyatnya hanya bisa pasrah

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Jangan tergesa-gesa mengadu kepada Allah
Karena Tuhan tak akan mengubah suatu kaum
Kecuali kaum itu sendiri mengubahnya

Maka bila melihat negeri dikuasai para bedebah
Usirlah mereka dengan revolusi
Bila tak mampu dengan revolusi, dengan demonstrasi
Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi
Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan !

Semoga dengan membaca dan merenungkan puisi diatas kita menjadi sadar bahwa negara kita memerlukan perubahan yang signifikan, bukan hanya slogan-slogan kosong ataupun hanya program semu. Demi meraih masa depan yang lebih baik dari sekarang meskipun banyak pihak yang pesimis dengan upaya pemberantasan mentalitas korupsi yang sudah mengakar dalam masyarakat dan sudah dianggap suatu kewajaran jika mereka berurusan dengan lembaga birokrasi pemerintahan.

Rabu, 18 November 2009

KAMBING HITAM

Mentalitas "kambing hitam" di kalngan Pejabat dan pemimpin dinegeri ini sudah dianggap hal yang lumrah, Belum pernah saya menemukan pejabat yang ketika di departemennya ada kasus atau skandal kemudian dengan tegas mengatakan saya ikut bertanggung jawab dan saya mengundurkan diri dari jabatan saya!! (wow...itu sesuatu yang sangat langka di negara ini) alangkah indah dan suatu yang saya dambakan selama ini karena kebanyakan pejabat selalu enggan melepas jabatannya sebelum banar-benar terjepit dan diberhentikan oleh atasannya.

Yang terjadi selama ini adalah sibuk mencari kambing hitam jika ada masalah besar. mencari orang lain atau alasan yang bisa digunakan semaksimal mungkin untuk menghindar dari tanggung jawabnya. karena JABATAN disini berarti Uang, kekayaan dan penghormatan dari orang lain. sudah jamannya muka tembok, bila perlu muka beton agar posisi aman sebagai pimpinan.

seakan nurani dan jiwa ksatria hanya ada di flim-film dan novel saja hehehe... hal tersebut juga didukung oleh para pemimpin negara yang selalu melindungi orang-orang yang loyal terhadapnya. kasus seperti kecelakaan kereta api dan pesawat terbang harusnya menteri perhubungan sudah mengundurkan diri, tapi dinegeri ini cukup dengan tim pencari fakta masyarakat sudah senang dan diam. kasus berikutnya yang cukup menghebohkan adalah skandal suap hingga skenario menghabisi KPK ternyata belum ada yang ditindak tegas, bahkan biang keladinya Mr.Anggodo masih dengan santai menikmati udara bebas dengan dalih belum cukup bukti untuk ditahan.

Jika semua pejabat salalu menggunakan tameng si kambing hitam tersebut, niscaya tidak akan pernah ada pemerintahan yang benar-benar bersih. Pemerintahan yang bersih dan berwibawa hanyalah ANGAN SEMATA.

PENDIDIKAN

Pendidikan bagi seorang GURU adalah perjuangan yang "never ending story" karena ilmu pengetahuan dan masyarakat selalu berubah dan berkembang, kearah yang lebih maju dari sekarang. Memberikan transfer ilmu kepada siswa adalah sudah menjadi tugas dan kewajiban seorang pendidik, tiap tahun ada yang lulus dan menyelesaikan studinya namun akan digantikan oleh para juniornya yang mulai masuk dengan harapan dan kebanggaan.

Tiap tahun ajaran akan selalu berganti siswa yang masuk dan keluar, dan akan selalu saja ada kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh bapak dan ibu guru.
Beberapa kendala seperti :
- Kenakalan remaja yang sedang mencari identitas diri sehingga mereka menginginkan diri mereka berbeda dengan yang lain dan juga ingin menjadi pusat perhatian lingkungan sekelilingnya, model pakaian, model rambut dan penampilan merupakan hal paling sering dilanggar oleh para siswa
- Kebiasaan membolos, tidak sampai sekolah meskipun dari rumah sudah berangkat dengan berpakaian seragam lengkap selalu ada saja yang melakukan terutama jika anak sudah berniat ingin putus sekolah. tempat permainan playstation merupakan tempat favorit yang biasa dituju.
- Kurangnya minat siswa dalam pembelajaran sehingga kurang bisa menguasai materi pelajaran dengan baik.

Namun hal tersebut selalu saja dapat diselesaikan dengan baik oleh bapak ibu guru karena memang itulah dinamika kehidupan sekolah.

Bapak Ibu guru tidaklah mengharapkan sesuatu yang lebih dari para siswanya, cukuplah melihat para murid bisa berhasil memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi adalah suatu kebanggan. Apalagi jika bisa menyaksikan muridnya berhasil menjadi "seorang yang sukses dan berhasil dalam hidupnya".

Terimakasih Bapak Ibu guru yang sudah dengan sabar mendidikku sehingga aku bisa menjadi "seseorang", dengan telaten engkau mengajariku disela kebodohan dan kenakalanku.

Kamis, 05 November 2009

Terbukti adanya "KRIMINALISASI KPK"

Melalui rekaman yang disudah diputar oleh MK, terbukti memang adanya upaya pihak-pihak tertentu untuk menghabisi KPK. Dengan melibatkan pejabat dan petinggi Kejaksaan dan kepolisian sehingga Bibit dan Candra bisa masuk penjara. sekarang meskipun mereka sementara sudah bebas karena adanya penangguhan penahanan namun masyarakat sudah terlanjur mengetahui isi rekaman rekayasa yang menurut ketua MK Mahfud MD ternyata isi rekaman live bukti dari KPK lebih "menyeramkan dan menjijikkan" dari skenario versi cetaknya.

Dari kejadian diatas, ada beberapa catatan yang perlu kita perhatikan :
pertama, bahwa ternyata Institusi Polri dan Kejaksaan masih penuh dengan Mafia peradilan yang bisa dengan leluasa mengatur suatu perkara, kalo pimpinan lembaga seperti KPK bisa dikadalin apalagi jika hal tersebut terjadi pada masyarakat biasa maka akan lebih mudah lagi. perlu 'reformasi total' dikedua institusi tersebut agar masyarakat dan dunia internasional percaya adanya kepastian hukum.

kedua, bahwa budaya malu dinegeri ini adalah sesuatu yang langka, pejabat yang sudah jelas-jelas terlibat skandal tetap tidak mau mengundurkan diri dengan berbagai alasan yang klise. kalaupun mereka mengundurkan diri dengan alasan tidak enaklah menjadi beban korpsnya atau untuk memudahkan pemeriksaan padahal orang awampun sudah tau kalau dia bersalah. belajar dari negara Jepang, kalau ada kecelakaan pesawat terbang maka menteri perhubungan yang tidak tersangkutpun dengan rela mengundurkan diri karena merasa bersalah.disini bukannya merasa bersalah dan mengundurkan diri, lebih parah lagi mereka sibuk mencari 'kambing hitam' yang bisa disalah-salahkan atau dijelekkan.

ketiga, harusnya pemerintah bisa bertindak tegas dan memberikan contoh bahwa para pimpinan pejabat harus bertanggung jawab terhadap bawahannya, jangan malah melindungi dan menutupi kejahatan anak buahnya dengan cara "Mengganti" mereka yang tidak bisa mengatur dan membersihkan anak buahnya. itulah tanggung jawab mpral, tidak sekedar berusaha mencari selamat dan menikmati fasilitasnya saja.

Budaya Malu dan Jiwa Ksatria perlu di budayakan agar mental generasi mendatang lebih baik dari sekarang.

Selasa, 03 November 2009

KRIMINALISASI KPK

Dalam sidang MK yang digelar hari ini tanggal 3 Nov 09, terbukti bahwa memang ada komunikasi yang intens antara Anggodo widjoyo sebagai tokoh kunci dengan beberapa pejabat tinggi Polri dan Kejaksaan, yang sebelumnya dia mengaku tidak mengenal suara tokoh-tokoh dalam rekaman dugaan rekayasa untuk menghancurkan KPK. Terbukti juga dia mengenal dengan baik dan pernah bertemu dengan para pejabat tersebut yakni Agus sebagai perantara, Ritonga dari kejaksaan dan Susno Duaji dari Kepolisian. dan memang mengakui sudah mengeluarkan uang sebesar 5,1 milyar(live TV ONE).

Sebagai orang awam, saya hanya bisa mengatakan bahwa ternyata memang ada upaya sistematis dan rekayasa tingkat tinggi untuk menghabisi KPK karena memang mereka telah membuat malu dua lembaga negara yakni KPK dan Kejaksaan. Kebetulan momen yang ada adalah kasus Anggoro widjoyo ini, sungguh menyakitkan hati dinegara yang katanya penegakan hukum dijunjung tinggi ternyata masih ada dan bisa "Maling berteriak Pencuri" mereka yang juga melakukan kejahatan pemerasan, penyuapan dan korupsi berani berteriak lantang 'ada pencuri...'

Lebih parah lagi adalah yang terlibat para pimpinan dan petinggi lembaga yang tugasnya mengawasi dan mengadili jika ada tindakan kejahatan. JIka penjahat bertemu dengan penjahat, maka kekuatan mereka akan semakin kuat dan semakin pandai dalam tekhnik kejahatannya. Kalo sudah begitu, jangan harap ada keadilan dinegeri ini karena pelaku dan pengawasnya sudah bersekongkol untuk menghancurkan siapa saja yang menghalangi mereka.

Lantas harus kemana masyarakat mempercayakan kebenaran dan keadilan? haruskah kita menyewa Polisi dan Hakim dari luar negeri yang tidak bisa disuap!. Sebenarnya mutu manusia Indonesia tidak beda jauh dengan manusia dari luar negeri, yang berbeda adalah budaya dan kebiasaan. Sejak kecil manusia Indonesia sudah dibiasakan dengan kebohongan, jalan pintas untuk meraih sesuatu dengan menggunakan uang. Apalagi jika sudah memasuki dunia kerja dan menginginkan jabatan, disitu akan keliatan sekali yang namanya "lobby" dan "kekuatan Uang". Seseorang yang masih punya idealisme tinggi ketika mulai memasuki dunia kerja, akhirnya akan menjadi hitam ketika sudah lama berbaur dengan budaya koruptor karena tiap hari rasuki hal tersebut.

KPK sebagai satu lembaga yang mulai menunjukkan keberhasilan dan taringnya dalam pemberantasan korupsi, sudah mulai di acak-acak agar tidak menjadi besar dan menjadi pahlawan bagi pemberantasan korupsi di Indonesia. KPK harus dilemahkan, dipangkas habis kewenangannya dan bila perlu dibubarkan. Inilah semangat 'kriminalisasi' dari para pelaku korupsi dan pihak-pihak yang menikmati 'dana' dari kasus-kasus tersebut.